Jumat, 15 Oktober 2010

landasan teknologi


LANDASAN ATAU KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. Fatah Syukur NC, M.Ag











Disusun oleh :

NUR ISNAENI                     083111105



FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
LANDASAN ATAU KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN


I.             PENDAHULUAN
Upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan senantiasa dicari, diteliti, dan diupayakan melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, bahan-bahan instruksional, sistem penilaian, manajemen pendidikan, penataran guru, proses belajar-mengajar dan lain-lain sudah banyak dilakukan.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menciptakan tradisi dan budaya baru dalam peradaban umat manusia, tidak hanya di dunia bisnis namun juga di dunia pendidikan. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis teknologi informasi dan komunikasi adalah salah satu langkah strategis menyongsong masa depan pendidikan Indonesia.
Dalam makalah ini akan dibahas sedikit banyak mengenai konsep atau landasan teknologi pendidikan itu sendiri.

II.             RUMUSAN MASALAH
Ø  Apa itu teknologi pendidikan?
Ø  Bagaimana landasan teknologi pendidikan?
Ø  Apa saja kawasan teknologi pendidikan?

III.             PEMBAHASAN
A.           Pengertian
Istilah "teknologi" berasal dari bahasa Yunani : technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains; dan logos berarti ilmu. Teknologi, menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Teknologi Pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalm pendidikan agar berhasil guna efisien dan efektif.
Sedang dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dari definisi di atas ada dua hal yang penting digarisbawahi : proses dan belajar manusia.  Keduanya bersifat dinamis dan melibatkan human factor sebagai penggerak motor proses itu sendiri. [1]
Menurut Commission on Instruksional Technology, teknologi pendidikan adalah suatu cara sistematik tentang perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruh proses belajar dan mengajar dalam kerangka tujuan-tujuan khusus, berdasarkan penelitian dalam belajar dan komunikasi dan mendayagunakan sumber-sumber manusiawi dan non manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif.[2]
Definisi menurut Anglin 1995, "Teknologi pendidikan adalah kombinasi dari pembelajaran, belajar, pengembangan, pengelolaan, dan teknologi lain yang diterapkan untuk memecahkan masalah pendidikan." Definisi ini memandang teknologi pendidikan sebagai salah satu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi. Sejak dimasukkannya unsur teknologi ke dalam kajian dan praktik pendidikan, semenjak itulah lahir disiplin teknologi pendidikan. [3]



B.            Landasan Teknologi Pendidikan
1.       Landasan Filosofis
Berdasarkan tinjauan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya. Ketiga komponen tersebut adalah; (1) ontologi (apa), merupakan asas dalam menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan, serta panafsiran tentang hakikat realitas dari objek tersebut; (2) epistemologi (bagaimana), merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan; (3) aksiologi (untuk apa), merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut. [4]
Ontologi
Sir Eric Ashby (1972, h.9-10) menulis pernyataan tentang terjadinya empat revolusi di dunia pendidikan. Pertama,  terjadi pada saat orang tua atau keluarga menyerahkan sebagian tanggung jawab pendidikannya kepada orang lain yang secara khusus diberi tanggung jawab untuk itu. Kedua, terjadi pada saat guru sebagai orang yang dilimpahi tanggung jawab untuk mendidik. Ketiga, muncul dengan ditemukannya mesin cetak, yang memungkinkan tersebarnya informasi iconic dan numeric dalam bentuk buku dan media cetak lain. Keempat,  berlangsung dengan perkembangan yang pesat di bidang elektronik.
Pada awalnya gurulah yang menguasai pendidikan anak didik, namun sejalan berkembangnya teknologi peran guru semakin memudar. Masalah-masalah baru yang dihadapi, yaitu :
1.       Adanya berbagai macam sumber untuk belajar termasuk orang (penulis buku, prosedur media, dll.), pesan (yang tertulis dalam buku atau tersaji lewat media), media (buku, program televisi, radio, dll.), alat (jaringan televisi, radio, dll.), cara-cara tertentu dalam mengolah/menyajikan pesan, serta lingkungan dimana proses pendidikan itu berlangsung.
2.       Perlunya sumber-sumber tersebut dikembangkan, baik secara konseptual maupun secara faktual.
3.       Perlu dikelolanya kegiatan pengembangan, maupun sumber-sumber untuk belajar itu agar dapat digunakan seoptimal mungkin guna keperluan belajar.
Ketiga masalah baru di atas itulah yang merupakan ruang lingkup ujud objek penelaahan (ontologi) teknologi pendidikan. Suatu objek yang tidak merupakan lingkup bidang pengetahuan lain.[5]
Epistemologi
Para ahli teknologi pendidikan melakukan pengkajian terhadap objek formal keilmuan secara terarah dan terencana dengan pendekatan yang berbeda guna menjamin hasil yang maksimal. Pendekatan yang diterapkan dalam mengembangkan disiplin teknologi pendidikan sebagai ilmu yang mandiri, mencakup; (1) isomorfi, yaitu menggabungtkan sejumlah bidang kajian/bidang ilmu (psikologi, komunikasi, manajemen, ekonomi, dan sebagainya) ke dalam satu kebulatan tersendiri; (2) sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan, terarah, logis dalamupaya pemecahan masalah; (3) sinergistik, yaitu menjamin adanya nilai tambah dengan adanya integrasi dari beberapa disiplin ilmu dan upaya terarah; dan (4) sistemik, yaitu melakukan pengkajian secara total holistik menyeluruh. Upaya khusus yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan isomorfi, sistematik, sinergistik dan sisitemik inilah yang merupakan perwujudan dari landasan epistemologis dalam teknologi pendidikan.[6]
Aksiologi
Presidential Commission on Instructional Technology yang dibentuk oleh Pemerintah dan Dewan Perwakilan Amerika Serikat pada tahun 1969, menyimpulkan kegunaan potensial teknologi pendidikan sebagai berikut :
1.       Meningkatkan produktivitas pendidikan
2.       memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
3.       memberikan dasar pengajaran yang lebih ilmiah
4.       lebih memantapkan pengajaran
5.       memungkinkan belajar secara lebih akrab
6.       memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas dan merata.
Pada tahun 1980, Daoed Joesoef dalam pidato pengarahannya pada Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan di Yogyakarta menyatakan :
Teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, yaitu (i)tekad mengadakan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar; (ii)keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa, antara lai, penyempurnaan kurikulum,penyediaan berbagai sarana pendidikan, dan peningkatan kemampuan tenaga pengajar lewat berbagai bentuk pendidikan dserta latihan; (iii) penyempurnaan sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan sesuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan pembangunan; (iv) peningkatan partisipasi masyarakat dengan pengembangan dan pemanfaatan berbagai wadah dan sumber pendidikan; (v) penyempurnaan pelaksanaan interaksi antara pendidikan dan pembangunan di mana manusia dijadikan pusat perhatian pendidikan.
Pernyataan tersebut merupakan landasan aksiologi teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin pengetahuan.[7]
Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana kurikulum dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan. Terminilogi teknologi tidak hanya berkaitan dengan alat-alat atau mesin, namun juga berkaitan dengan kegiatan menerapkan ilmu atau pengetahuan atau usaha untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan yang sistematis untuk melakukan suatu kegiatan. [8]
2.       Landasan Sosiologi
Pada tahun 1950-an terjadi pesatnya penggunaan teknologi di dalam pendidikan. Dalam hal tersebut peranan komunikasi sangat penting, sebab hakikat teknologi pendidikan adalah upaya guru mempengaruhi siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Karena itu, landasan sosial teknologi pendidikan ada pada komunikasi insani..
Berkomunikasi merupakan kegiatan manusia, sesuai dengan nalurinya yang selalu ingi berhubungan satu sama lain, saling berinteraksi dan saling membutuhkan. Keinginan untuk saling berhubungan diantara sesamanya sesungguhnya merupakan naluri manusia yang ingin hidup berkelompok atau bermasyarakat. Dengan adanya naluri tersebut, maka komunikasi dapat dikatakan merupakan bagian hakiki dalam kehidupannya yang senantiasa hidup bermasyarakat. Dengan kata lain manusia akan kehilangan hakikatnya sebagai manusia bila ia tidak melakukan kegiatan komunikasi dengan sesamanya.
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu Communicare yang artinya memberitahukan. Dalam arti luas komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, berita, pesan, pengetahuan, nilai-nilaidengan maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan itu menjadi milik bersama antara komunikator dan komunikan.
Proses belajar mengajar dilihat dari sudut pandang komunikasi tidak lain adalah proses penyampaian pesan, gagasan, fakta, makna, konsep, dan data yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh komunikan. Guru sebagai komunikator menyampaikan pelajaran sebagai pesan kepada siswa-siswa sebagai komunikan. Selama komunikasi itu berlangsung, terjadilah proses psikologis di mana terjadi kegiatan Saling mempengaruhi antara komunikator dan komunika. Inilah yang lazim disebut interaksi. [9]
Teknologi pendidikan sebagai upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan, banyak dipengaruhi oleh prinsip dan bentuk komunikasi, sebab dalam teknologi pendidikan terkandung upaya bagaimana guru membina, mengarahkan dan mempengaruhi para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan melalui pengelolaan informasi.[10]
3.       Landasan Psikologi
Tujuan pendidikan, pada hakikatnya adalah diperolehnya perubahan tingkah laku individu. Perubahan tersebut merupakan akibat dari perbuatan belajar, bukan sebagai akibat kematangan. Ciri tingkah yang diperoleh dari hasil belajar adalah (1) terbentuknya tingkah laku baru berupa kemampuan aktual dan potensial. (2) kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama, dan (3) kemampuan baru tersebut diperoleh melalui usaha. Studi yang mempelajari tingkah laku individu ada pada psikologi. Oleh sebab itu, teknologi pendidikan sebagai upaya membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan didasarkan atas psikologi. Diantara cabang-cabang psikologi yang paling erat kaitannya dengan teknologi pendidikan adalah psikologi belajar. Teknologi pengajaran pada hakikatnya adalah teori pengajaran seperti halnya teori kurikulum, teori penilaian, dan lain-lain. Itulah sebabnya salah satu diantara landasan teori pengajaran atau teknologi pendidikan adalah psikologi belajar.
Pada abad ke-19 ada dua aliran psikologi belajar yang sangat menonjol, yakni aliran behavioristik dan aliran kognitif. Teori aliran behavioristik berpendapat bahwa manusia adalah organisme yang pasif, yang sepenuhnya dipengaruhi oleh stimulus-stimulus dari lingkungan. Teori behavioristik yeng paling terkenal ada tiga; (a) teori koneksionisme, (b) teori kondisioning, dan (c) teori kondisioning operan. Sedangkan menurut teori kognitif manusia pada hakiaktnya adalah organisme yang aktif. Tingkah laku individu merupakan fungsi dari organisme dan lingkungannya.
Teknologi pendidikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan tidak bisa melepaskan diri dari kaidahdan hukum-hukum tentang terjadinya perubahan tingklah laku individu (teori belajar). Teknologi pendidikan diciptakan dan diusahakan berdasarkan teori-teori belajar. [11]
4.       Landasan Religius
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian teknologi pendidikan dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa. Selain itu teknologi pendidikan juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.


Dalam kitab suci al Qur'an surat Al Mulk :15 Allah berfirman :

هو الذى جعل لكم الارض ذلولا فامشوا فى مناكبها وكلوا من رزقه
Artinya : "Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya"[12]
Dari ayat di atas Allah menunjukkan kemudahan dalam hidup manusia, seperti halnya kemajuan teknologi yang semakin mempermudah kehidupan manusia. Maksud dari berjalan di segala penjuru adalah mencari kemudahan itu, yakni mencari ilmu atau belajar. Teknologi pendidikan memberi kemudahan pemahaman kepada siswa. Suatu pelajaran akan mudah dipahami dan lebih mudah diingat jika tidak hanya didengarkan, tapi juga dilihat dan dipraktekan langsung.
C.           Kawasan Teknologi pendidikan
Ada lima domain atau bidang garapan teknologi pendidikan atau teknologi instruksional berlandaskan definisi AECT 1994, yaitu desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis.
1.       Kawasan desain mencakup penerapan berbagai teori, prinsip, dan prosedur dalam melakukan perencanaan atau mendesain suatu program atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan sistemis dan sistematis.
2.       Kawasan pengembangan yang berarti proses penerjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencakup pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbasis komputer dan multimedia.
3.       Kawasan pemanfaatan yaitu tindakan menggunakan metode dan model instruksional, bahan dan peralatan media untuk meningkatkan suasana pembelajaran.
4.       Kawasan pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pendidikan melalui : perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.
5.       Kawasan penilaian merupakan proses penetuan memadai tidaknya pendidikan, mencakup : analisis masalah, pengukuran acuan patokan, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. [13]


IV.             ANALISIS
Teknologi pendidikan memiliki empat landasan yaitu falsafah, sosiologi, psikologi, dan religius. Landasan falsafi memang harus ada pada setiap ilmu, suatu ilmu dapat diakui jika telah mencakup ontologi (apa), epistemologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa). Pada intinya teknologi pendidikan adalah proses komunikasi dan interaksi antara guru dan peserta didik, dari itulah landasan sosiologi berperan. Landasan psikologi memuat adanya perubahan tingkah laku dan pola pikir setelah tersentuh oleh teknologi pendidikan. Al-Quran sebagai petunjuk seluruh umat manusia menyebutkan ayat-ayat yang menunjukkan kemudahan hidup, namun hal itu tidak bisa langsung kita nikmati. Kita harus mecari, meneliti (eksperimen) dimana dan bagaimana kemudahan itu. Mengapa kita memilih yang sulit jika memang ada yang mudah? Seperti halnya teknologi pendidikan yang membuat belajar lebih menyenangkan sehingga lebih mudah kita pahami ilmu yang disampaikan.
Teknologi dalam arti luas yang berarti keahlian sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, tidak hanya pendidikan sekarang tetapi mulai dari munculnya pendidikan tersebut. Seiring perkembangan jaman yang menuntut semua serba modern dunia pendidikan pun harus mengimbangi, yaitu dengan menggunakan media dan teknologi yang modern pula. Menurut saya bangsa ini tidak akan maju jika pendidikan kita masih menggunakan cara-cara kuno. Output pendidikan kita harus mampu bersaing dengan dunia saat ini.


V.             KESIMPULAN
1.Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari problem solving, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
2.Landasan teknologi pendidikan meliputi landasan falsafah, psikologi, sosiologi, dan religius.
3.Kawasan teknologi pendidikan meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian tentang proses dan sumber untuk belajar.


VI.             PENUTUP
Demikian makalah ini saya susun, saya sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari semua pembaca. Dan semoga makalah dapat memberi manfaat bagi kita semua.








DAFTAR PUSTAKA

Al Qur'an Terjemah
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Prenada Media, 2004
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Bandung : IKAPI, 2008
Sudjana, Nana, Teknologi Pengajaran, Bandung : Sinar Baru Algensindo
Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, Semarang : RaSAIL, 2005
Warsita, Bambang, Teknologi Pendidikan : Landasan Dan Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2008



[1] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang : RaSAIL, 2005), hlm. 3
[2] Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi, (Bandung : IKAPI, 2008), hlm. 40
[3] Bambang Warsita, Teknologi Pendidikan : Landasan Dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 16
[4] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm. 103
[5] Ibid, hlm. 104-106
[6] Fatah Syukur, Op. Cit, hlm. x
[7] Yusufhadi Miarso, Op. Cit, hlm. 109-110
[8] Munir, Op. Cit, hlm. 41
[9] Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru Algensindo), hlm. 27
[10] Ibid, hlm. 35
[11] Ibid, hlm. 40
[12] Al Qur'an Terjemahan
[13] Bambang Warsita, Op. Cit,